Istilah
radiokarbon digunakan untuk menunjukkan atom karbon 14C, sebuah
isotop karbon radioaktif dengan waktu paruh sekitar 5730 tahun dan memiliki
berat 14 kali berat atom hidrogen. 14C dihasilkan oleh sinar kosmik
di lapisan atas stratosfir dan troposfir. 14C tidak stabil dan
mengalami peluruhan dalam jangka waktu yang lama. Jika terjadi peluruhan atau
berubah kembali menjadi nitrogen 14N, akan dihasilkan energi
radioaktif. Karbon ini kemudian didistribusikan ke permukaan atmosfir, lautan,
dan cadangan karbon lainnya dalam perut bumi. Dalam atmosfir, terdapat 1 part
per trillion (ppt) karbon 14C. Semua organisme akan menyerap dan
mengkonsumsi karbon 14C tersebut.
sumber : anonim
(2011)
Dalam
kehidupan, selain berubah menjadi 14N, 14C juga berinteraksi dengan
organisme sekitarnya. Secara total jumlah karbon dalam atmosfir tetap. Jika
suatu organisme mati, maka penyerapan karbon berhenti, Jumlah 14C
akan berkurang, artinya rasio 14C/12C menjadi lebih kecil. Dengan adanya mekanisme
tersebut, maka dapat diprediksi umur organisme dalam kehidupan di alam. Hal ini
juga berlaku dalam penentuan umur tanaman dan senyawa organik yang terkandung
di dalamnya (lihat gambar). Konsep ini telah diterapkan dalam penentuan
komposisi bahan organik dalam bahan bakar (Dijs dkk, 2006), polimer (Onishi
dkk, 2010) dan analisa flue gas (Calcagnile dkk, 2011).
Metode
penentuan 14C didasarkan pada konsep radiocarbon dating, suatu
metode yang didasarkan pada perhitungan aktivitas 14C yang masih
terkandung dalam suatu sampel karbon. Metode penentuan umur menggunakan 14C
selama ini dilakukan dengan cara mencacah Benzena (C6H6)
dengan pencacah sintilasi cair, mencacah C dalam bentuk grafit dengan Accelerator Mass Spectrometry, dan
mencacah CH4 dengan Mini Gas
Proportional Spectrometry. Penentuan komposisi senyawa organik dalam
material campuran didasarkan pada perubahan rasio jumlah radiokarbon suatu
sampel terhadap standar material yang disebut persen Modern Carbon (pMC). Jika
suatu material karbon yang diukur adalah campuran material hari ini dan
material fossil, maka nilai pMC berhubungan langsung dengan biomassa yang
terdapat dalam campuran material tersebut.
American Standar for Testing
Material (ASTM) telah menentukan metode standar, yaitu ASTM D6866
: Standar Test Methods for Determining
the Biobased Content of Solid, Liquid, and Gaseous Samples Using Radiocarbon
Analysis. ASTM D6866 adalah metode banyak digunakan dalam industri
bioplastik. ASTM D6866 pertama kali diterbitkan pada tahun 2004. Ada beberapa
versi yang dirilis sejak saat itu. Versi yang sedang aktif dari standar ini adalah
ASTM D6866-12 efektif 11 Mei 2012.
Bahan
terbarukan dalam suatu produk adalah jumlah bahan karbon berbasis karbon (unsur
C) dalam material atau produk seperti plastik atau bahan bakar. Prosentase biobased content tersebut adalah jumlah persen berat atau fraksi berat
kandungan organik total dalam suatu produk seperti disajikan persamaan berikut
:
ASTM
D6866 mampu membedakan karbon yang dihasilkan dari input berbasis biomassa dengan
input berbasis fosil. Biomassa mengandung jumlah karbon 14 yang mudah dibedakan
dari bahan lain seperti bahan bakar fosil yang tidak mengandung karbon 14.
Karena jumlah karbon 14 dalam biomassa diketahui, persentase karbon dari sumber
terbarukan dapat dihitung mudah dari karbon organik total dalam sampel.
Standar
terbaru radiocarbon dating adalah
standar National Institute of Standar and
Technology (NIST), yaitu dengan mengetahui kadar karbon 14C yang
setara dengan tahun 1950 (AD 1950). Tahun 1950 dipilih karena adanya
peningkatan jumlah karbon di atmosfir setelah peningkatan aktifitas nuklir,
termasuk bom atom. AD 1950 dianggap sebagai 100 pMC. Jika material hari ini
diukur, akan mendekati angka pMC 107,5. Jika suatu sampel hidrokarbon hari ini
seperti Fatty Acid Methyl Ester
(FAME) diukur dalam campuran B50 Biodiesel maka diperoleh nilai pMC 54.
Berikut
contoh laporan pengukuran analisa biobased
content (Blown Film) menggunakan
ASTM D6866 :
Diolah dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment Please!