Kamis, Mei 14, 2015

Asam Fitanoat

Asam fitanoat atau asam fitanik adalah asam lemak bercabang dengan rumus molekul C20H40O2.

Gambar Struktur Molekul Asam Phitanat (phytanic acid)

Tabel. Sifat fisika dan Kimia Asam Fitanoat
Keterangan
Asam Phitanat
Nama IUPAC
3,7,11,15-Tetramethylhexadecanoic Acid
Formula
C20H40O2
Berat Molekul (gr/mol)
312.531
Warna
 Cairan tidak berwarna
Titik Leleh (0C)
-    65
Titik Didih (0C)
Tidak ada data
Kelarutan dalam air a
< 100 mg/mL 25
Tekanan uap (mmHg) a
44.6 20
Sumber : 
CRC Handbook of Chemistry and Physics, 95th Edition
https://www.caymanchem.com/msdss/90360m.pdf
Asam fitanoat diperoleh beberapa spesies hewan dengan memakan tanaman atau produk hewani. Pada hewan ruminansia (berlambung empat : rumen, retikulum, omasum, abomasum), fermentasi bahan tanaman dicerna oleh mikroba dalam usus dengan membebaskan fitol, konstituen penyusun klorofil. Fitol dimetabolisme dengan cepat dalam tubuh hewan ruminansia membentuk asam fitanoat dan disimpan dalam lemak. Contoh hewan ruminansia adalah sapi, kerbau, kambing dan domba. Selain pada hewan ruminansia, asam fitanoat ditemukan pada hewan laut seperti beberapa jenis ikan, moluska dan lemak lumba-lumba dan beberapa jenis kera.
Manusia bisa memperoleh asam fitanoat dengan mengkonsumsi klorofil dari tanaman, namun tidak mencukupi. Oleh karena itu manusia dapat memperoleh asam fitanoat dari lemak hewan ruminansia, lemak ikan dan susu. Proses metabolism asam fitanoat diawali dengan alfa-hidroksilasi diikuti oleh dehidrogenasi dan dekarboksilasi. Kelebihan asam fitanoat menyebabkan terjadinya penumpukan dalam jaringan, dikenal dengan penyakit refsum, salah satu penyakit keturunan yang jarang terjadi.

Berdasarkan struktur molekulnya, asam fitanoat adalah asam lemak dengan rantai alkil C16 (hexadekana), setara dengan senyawa parafin penyusun minyak diesel. N-hexadekana adalah senyawa parafin yang memiliki angka setana 100. Adanya gugus metil sebagai cabang rantai lurus alkil memungkinkan produksi bahan bakar dari asam fitanoat dengan karakteristik yang lebih baik, terutama untuk meningkatkan kerentanan perubahan karakteristik bahan bakar solar pada suhu rendah, seperti titik tuang (pour point) dan titik awan (cloud point). Melihat sumber-sumber ditemukan asam fitanoat masih terbatas, maka pembuatan senyawa hidrokarbon dari asam fitanoat dapat digunakan sebagai aditif untuk meningkatkan ketahanan bahan bakar solar pada cuaca dingin (cold properties). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Please!