Kamis, Juli 24, 2014

Sikap Politik Pribadi [DamaiItuIndah]

Lama gak nulis euy, sekali nulis, yang muncul tulisan ini...gak apa-apa lah ya, cuma sekedar sharing...

Sebagian teman memang ada yang mengerti saya pendukung Jokowi-JK di pilpres, namun saya tidak mau ikutan jadi relawan apalagi jadi tim kampanye. Lebih karena saya sebagai PNS yang dituntut netral, jadi admin beberapa grup yang juga harus netral. Biarkan mereka tau saya pendukung no.2, tapi saya bukan bagian dari orang yang selalu ofensif atau defensif terhadap segala kritikan, mulai dari zaman kampanye. Benar juga kata Pak Jokowi, pemilu itu kegembiraan politik, ya saya gembira ada perbedaan dalam satu rumah, antar satu pasangan, antara anak dan bapak, namun saya akan lebih gembira lagi ketika itu hanya terjadi sesaat tangan sudah dicelupkan tinta di TPS. Habis semua mestinya perbedaan. Ketika pasangan no.2 menang, dia akan jadi presiden indonesia, presiden buat pendukung no.1 dan 2. Bukan presiden buat pendukung no. 2 saja. 

Menurut saya pribadi, saya kadang risih dengan janji2 alay ketika kampanye, mau potong "t*tit, mau bu*il, apalgi bunuh diri jika jagoannya kalah. Saya justru lebih melihat alay yang komen dibawah status/twit kaya gitu. Saya sendiri kadang langsung scroll jika pas buka fb/twitter, ignore it. Saya pikir hal itu terjadi pas kampanye saja, eh ternyata sampai pengumuman KPU masih saja berlanjut dengan saling serang dan bertahan pada opini yang kadang sangat dangkal, tanpa bukti, apalagi terkalkulasi dengan baik.

Sehari sebelum pengumuman, capres no.1 buat pernyataan menarik diri, lucu juga. Belum selesai perang udah mundur, ksatriakah? saya awalnya tertarik dengan ketegasan, head to head dengan SBY, naaaah ini yang kita butuhkan. Tapi melihat belakangan, jadi kelihatan makin gak sportif, gak olahragawan bangatlah, fair play. Masih ada hari esok, tanggal 22 Juli belum mematikan kesempatan, kenapa tidak pakai jalur konstitusional jika ada kecurangan atau keberatan. Yang saya takut, kecurangan tapi tak berbukti menjadi alasan untuk mendelegitimasi pemilu melalui sebuah pernyataan politik. tau sendiri politik gimana, wacana, persepsi, opini, gak tau benar dan salah, selalu dibawah abu-abu. Kenapa tidak buktikan dengan data yang jelas, gugat ke MK, saya juga gak keberatan dengan gugurnya pasangan no.2 jika memang CURANG. sportif dan pakai aturan main dong.

Nah, sekarang Pak Jokowi jadi presiden nih. Yang ditakutkan orang, kan PDI itu terkesan kurang religius ya, isinya katanya para preman, kurang intelek, atau apapun cap yang kadang belum tentu benar juga. Saya bukan pendukung partai ini tentunya, tapi untuk kali ini figur yang saya suka ada di partai ini. Saya hanya berharap, jika pemimpinnya benar dan tegas, maka orang disekelilingnya akan ikut untuk menjaga amanah, berbuat baik dan berkomitmen untuk mebangun bangsa bersama-sama. Kami tunggu gerak cepatnya Mr. Presiden, yang amanah ya, jangan lupa, TEBAS KORUPSI, dan PEMERATAAN pembangunan sangat penting.

Pemilu sudah usai kawan, mari berdamai untuk kehidupan masing-masing yang lebih baik.
"tulisan mengalir deras"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Please!