Rabu, Maret 20, 2013

Hidup itu Sederhana (Renungan Malam)

Judulnya kadang gampangin, tapi begini, kita lahir tanpa membawa apa-apa dan kita dikasih kesempatan menikmati kenikmatan dunia tanpa kita tahu kapan akhirnya. Sebagian diberi kesempatan lama, sebagian yang lain diberi kesempatan hanya sebentar. Kuteringat sesosok laki-laki kecil yang tumbuh bersamaku waktu kecil yang akhirnya pergi diumur yang masih muda. Ponakanku Rizki, hidupku susah, namun kutak mampu menceritakan bagaimana sulitnya dirimu tumbuh dan berkembang seperti itu, mungkin melebihi kesulitanku. Hidup itu sederhana, ada yang datang dan ada yang pergi, kita bergantian muncul di bumi ini.

Sederhana kan, kita mau senang, berusaha, membahagiakan orang lain sebisa kita. Kita mau susah silakan berpangku tangan, hanya orang malas yang percaya dengan berdiam diri dia punya mimpi seribu satu mimpi dan berangan setinggi langit, dan angan itu tak berujung. Ketika diberi nikmat, jangan lupa karena nikmat itupun mungkin sementara, kita diberi warna warni hidup yang mungkin juga akan diberi kesulitan. 

Dunia itu fana, dikejar boleh....alangkah indah jika dunia kita raih dan bisa berbagi dengan orang lain, mendekatkan diri kita padaNya. Alangkah celaka jika dunia diraih dengan segala cara tanpa rasa syukur dan   tak mau berbagi dengan orang lain. Ungkapan ini bukan untuk berpuas diri, namun kita perlu membumi, karena sederhananya hidup itu bakal menemui mati. Kita makhluk lemah, tak pantas bersombong diri.
Penutup, melakukan tak semudah bicara, itu yang penting!

OK, tak bagus juga hidup berlama-lama dengan berfilosofi, jalani dan nikmati hidup yang "sederhana" ini. Mari berusaha menjadi pribadi bermanfaat buat sesama

"Kerja keras, banyak bersyukur, untuk dunia lihatlah kebawah, untuk akhirat lihatlah keatas"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment Please!